JOEL JANIBIE LANCANA

Selasa, 07 Juni 2011

DAKWAH BAGI PESANTREN DI TENGAH TANTANGAN ARUS GLOBAL

JOEL_JANIBIE_LANCANA
Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang sangat populer
di Indonesia. Seperti dikatakan Nurcholish Madjid, sistem pendidikan
pesantren di samping mengandung nilai-nilai ke-Islaman, juga di dalamnya
tidak dapat terlepas dari nilai-nilai asli (indigenous) yang ada di
lingkungannya.5 Sebagian pakar mengatakan bahwa istilah pesantren bukan
berasal dari bahasa Arab, melainkan berasal dari bahasa India. Pesantren
berasal dari kata santri, berawalan pe dan berakhiran an. Menurut A.H. John,
istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengaji. Sedangkan
menurut C.C. Berg, istilah santri berasal dari bahasa India Shastri, berarti
orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau sarjana yang ahli tentang
kitab suci agama Hindu.6
Karel A. Steenbrink mengatakan bahwa pesantren merupakan
kelanjutan dari lembaga pendidikan pada masa Hindu. Untuk memperkuat
pendapatnya itu, Steenbrink mengutip pendapat Soedarga Poerbakawatja yang
melihat adanya persamaan antara pesantren dengan tempat-tempat pendidikan
Hindu di India. Misalnya, ada penyerahan tanah oleh negara bagi kepentingan
pengembangan agama. Selain itu, ada unsur-unsur persamaan antara sistem
pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan Hindu, seperti seluruh sistem
pendidikan bersifat agama, guru tidak mendapatkan gaji, penghormatan yang
besar terhadap guru dan lokasi pesantren yang jauh dari pusat keramaian.7
Selain pandangan di atas, sebagian pakar mengatakan bahwa pesantren
merupakan kelanjutan dari lembaga pendidikan keagamaan pra-Islam yang disebut mandala. Lembaga pendidikan ini sudah dikenal pada zaman
Kerajaaan Majapahit. Biasanya lokasi bangunan mandala terletak pada sebuah
tanah perdikan yang memperoleh kebebasan sangat luas dari beban pajak dan
campur tangan pihak keraton. Mandala dianggap sebagai tempat suci karena
tempat tersebut diperuntukkan sebagai tempat tinggal seorang pendeta atau
petapa yang memberikan kehidupan yang patut dicontoh oleh masyarakat.
Biasanya bangunan mandala terletak di lokasi yang jauh dari keramaian.8
Mandala yang dibangun di atas tanah perdikan merupakan lembaga
yang mempunyai fungsi sebagai lembaga pendidikan yang berdiridi atas tanah
yang dianugrahkan kepada seseorang karena sesuatu alasan. Penganugrahan
ini pada awalnya tidak bisa dicabut kembali atau dibatalkan. Namun, seiring
dengan perjalanan waktu, tepatnya pada masa Kerajaan Banten, peraturan
tentang anugrah tanah perdikan tidak diberlakukan lagi. Dari mandala yang
dibangun di atas tanah perdikan dan telah muncul sejak masa pra-Islam itu,
maka diduga berlanjut munculnya pesantren sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang dibangun oleh masyarakat Muslim, yaitu sejak masa
Walisongo yang dikenal sebagai generasi pertama penyebar Islam di Jawa.9
Meskipun demikian, tidak semua argumen kesamaaan pesantren
dengan lembaga pendidikan pra-Islam dapat dibenarkan. Dengan mengutip
pendapat Mahmud Yunus, Steennbrink mengatakan bahwa sistem pendidikan
pesantren Islam sudah lama ditemukan di Baghdad. Tradisi penyerahan tanah
oleh negara bagi pendidikan agama ternyata ditemukan dalam tradisi Islam,
sebagaimana terdapat adanya tanah wakaf. Istilah pondok sendiri juga dapat
digali dari istilah dalam bahasa Arab, funduq, yang berarti hotel atau sarana.10
Selain itu, George Makdisi juga mengungkapkan tentang munculnya
istilah pesantren. Ia mengatakan bahwa lembaga pendidikan pesantren
mempunyai kemiripan dengan model bangunan madrasah klasik di Timur-
Tengah yang terdiri atas bangunan untuk shaykh atau kiai sebagai pemegang
otoritas, yang memberikan pengajaran agama untuk masyarakat dan
memimpin peribadatan. Di bagian kompleks lain, terdapat masjid,
pemondokan santri dan bangunan ruang belajar santri.11









http://joeljanibie.blogspot.com

Laman

Me

Me
...!!!!......!!